KESULITAN YANG MEMBANGGAKAN
Bangga rasanya diterima di sebuah sekolah yang disukai. Itulah yang menjadi
perasaanku saat itu. Aku diterima di sebuah SMA yang aku idam- idamkan yaitu
SMA KOLESE DE BRITTO.
Empat hari sebelum
sekolah lain masuk, aku sudah masuk ke sekolah untuk menjalani aktivitas di JB,
itulah sebutan untuk SMA KOLESE DE BRITTO. Di JB ada yang namanya inisiasi.
Inisiasi ini wajib diikuti semua siswa baru dan siswa yang tidak lulus
inisiasi. Apa itu inisiasi? Inisiasi adalah MOS namun berbeda dari sekolah
lain. Inisiasi De Britto tahun 2015 ini berlangsung dari Senin sampai Kamis,
namun pada hari Kamis menginap dan pulang pada hari Jumat.
Siswa di beri pengumuman pada hari Sabtu tentang apa yang harus dipersiapkan
pada hari Senin pada hari pertama inisiasi. Aku sudah mengira akan diberi tugas
yang menyusahkan. Benar, tugas yang diberikan pada hari Sabtu itu sangat sulit.
Tugas itu berisi teka-teki yang harus dijawab untuk menentukan ukuran dari
tugas atribut sore. Sebelum dibagi tugas, siswa baru dibagi kelompok dan tugas
itu dapat dikerjakan bersama anggota kelompok saat hari Minggu. Aku dan
kelompokku ke JB untuk memecahkan teka-teki itu dan mencoba mengerjakan tugas
yang perkelompok. Sangat susah memang, namun akhirnya terpecahkah. Sepulang
dari JB, aku membeli keperluan untuk mengerjakan semua tugas inisiasi. Sampai
dirumah,aku mulai mengerjakan semua tugas yang sangat menyusahkan hingga tidur
jam 4 pagi dan harus bangun jam 5.
Hari pertama inisiasi sampai hari terakhir tidaklah begitu berbeda. Inisiasi
dibagi 2 waktu, yaitu dinamika pagi dan dinamika sore. Inisiasi tahun
2015 ini ada banyak panitia dan sebagian di isi oleh kakak kelas. Dinamika pagi
kita siswa baru diajak untuk mengenal apa itu De Britto dan mengetauhi
sekeliling SMA KOLESE DE BRITTO. Pada dinamika sore, itulah yang membuatku
kaget. Dinamika sore berbeda seratus delapan puluh derajat dengan dinamika
pagi. Selama dinamika sore, inilah yang sering kami dengar “Ayo cepat!!!
Teman kalian menunggu itu!!!”, “Tangga jangan dilompati!!! Kalau ketahuan dilompati
balik dan ulang lagi!!!”,itulah dari sekian teriakkan yang sering kami dengar
waktu itu. Teriakan- teriakan tersebut disertai penampilan kakak kelas kami
yang laki-laki semua dengan rambut gondrong mereka lengkap dengan penampilan
sangar sempat membuat nyaliku menciut. Saat dinamika sore itulah kami seperti
bertemu dengan setan setan. Setelah hari terakhir inisiasi, kami semua di beri
kejutan tentang pengumuman inisiasi. Saat diumumkan kalau lulus semua, para
panitia dan kakak kelas berubah menjadi kocak dan penuh tawa serta memberi
selamat pada kami semua. Saat pagi, kami semua berkumpul dilapangan jam 4 pagi
untuk diresmikan/dilantik menjadi siswa JB. Itulah momen yang paling
membanggakan dalam inisiasi. Kegiatan inisiasi 2015 di tutup dengan misa sekaligus
memperingati hari Santo Ignasius.
Saya sempat berpikir untuk apa kegiatan semacam ini diadakan? Apakah
untuk ajang balas dendam para kakak kelas kepada siswa baru? Kalau untuk itu,
kenapa acara seperti ini tetap terus diadakan? Namun seiring berjalannya waktu
inisiasi saya mulai mendapat jawaban untuk apa kegiatan disekolah ini terus
dipertahankan. Saya menyadari, berasal dari inisiasi tersebut karakter para
siswa De Britto mulai dibentuk, dengan berbagai tugas dan jumlahnya yang cukup
banyak kami dilatih untuk bisa berpikir cepat untuk bisa menyelesaikan tugas
yang cukup banyak yang diberikan kepada kami, kami dilatih untuk bisa membuat
strategi untuk bisa menyelsaikan tugas yang banyak namun dalam waktu yang
singkat, dilatih untuk bisa bekerja sama dengan orang lain. Saya merasa
bersyukur bisa masuk di sekolah tersebut dan mengikuti inisiasi karena
disanalah saya belajar berbagai hal terutama mengenai nilai-nilai kehidupan .
0 komentar:
Posting Komentar